Rabu, 04 November 2009

cinta tak harus memiliki

CINTA TAK HARUS MEMILIKI

Hari itu adalah hari pertama masuk ke SMA dimana semua siswa akan menghadapi suasana baru dan sekolah baru
Dika dia adalah salah satu siswa yang baru masuk ke SMA. Dia berjalan dengan menundukkan kepalanya tanpa melihat kedepan dan dika menabrak salah satu murid kemudian dia berkata “maaf aku gak sengaja, kamu gak pa2 kan?” dan anak itu menjawab “aku gak pa2 kok”, dan dika pun berkata “oh ya kenalin nama aku Dika, aku siswa baru, aku dari SMP 5, kamu siswa baru jugakan?” dan anak itu menjawab “namaku Clara, aku juga siswa baru, aku dari SMP 2,” kemudian mereka keliling sekolah berdua.
Sejak saat itu mereka berteman dan mereka selalu bersama, dalam kebersamaan itu Dika selalu perhatian pada Clara, disitu Clara dan Dika mulai jatuh cinta. Dan dika pun menyatakan cintanya kepada Clara dan mereka pacaran.
Hari-hari mereka lewati dengan cinta dan kasih sayang , dika yang sangat menyukai balapan sepeda motor dan dia selalu mengikuti pertandingan-pertandingan. Tapi orang tua dika yang ayahnya seorang polisi tidak setuju dan tidak suka dika mengikuti balapan sepeda.
Dari SMP dika selalu merasakan sakit kepala yang tidak biasa tapi dika selalu menganggap itu hanya sakit kepala biasa, tapi saat dika baru pulang dari balapan sepeda motor tiba-tiba dia pingsan entah kenapa, kemudian orang tua dika membawa dika kerumah sakit dan dokter mengatakan bahwa dika mengidap penyakit kengker stadium 4 dan dokter juga mengatakan penyakitnya tidak bisa disembuhkan lagi dan umur dika pun tidak lama lagi tapi dokter mengatakan bahwa itu bukanlah keputusan akhir karena umur seseorang tidak ditentukan oleh siapapun melainkan TUHAN lah yang menentukan semuanya.
Sejak saat itu orang tua dika selalu menuruti apa yang dika mau termasuk untuk balapan sepeda motor.
Pagi itu dika pergi kesekolah dan dia bertemu clara dan dia mengatakan kepada clara “ sayang aku seneng banget karena sekarang orang tuaku sudah mendukung aku untuk mengikuti pertandingan balapan sepeda motor se provinsi?” “benarkah itu? Kapan pertandingannya?” “3 bulan lagi, kemudian dika diam dan dika mengatakan pada dirinya sendiri (apa aku bisa mengikuti pertangdingan itu dan apa aku bisa selalu bersama clara) “dika?, kamu kenapa kok bengong sich?” “gak aku gak pa2 kok” “dika kamu cinta n sayang ma aku kan? dan kamu gak kan ninggalin aku kan?” “ya gak lah aku akan selalu mencintai dan menyayangi kamu.
Di hari-hari terakhir dika, clara selalu menemani dika walaupun dia tidak tau bahwa dika mempunyai penyakit yang mengancam nyawanya, dan saat pertandingan itu pun tinggal 1 minggu lagi, dia menulis surat atas permintaan maafnya kepada clara kerena dia tidak jujur kepada clara bahwa dia mengidap penyakit dan disuratnyapun dika menulis bahwa dia akan selalu mencintai dan menyayangi clara dan dia mengatakan kepada clara bahwa clara akan menemukan cinta sejatinya dan menemukan laki-laki yang lebih baik dari dika dan dika menitipkan surat itu pada orang tuanya dan dika minta kepada orang tuanya agar memberikan surat itu kepada clara saat dika telah meninggal.
Hari saat dika mengikuti pertangdinganpun datang dan dia memenangkan pertandingan itu dan dika sudah menerima piala kemudian dika menemui clara dan saat menemui clara dika mengatakan “aku menang pertanndingan ini dan piala ini untuk mu, dan tolong simpan baik-baik” clara pun memberi ucapan selamat kepada dika tapi saat itu dika mengatakan “kamu inget gak salah satu puisi Kahlil Gibran yang isinya (cinta itu tidak harus memiliki karena cinta memiliki arti tersendiri),” clara menjawab “ya aku inget”. Kemudian dika memeluk clara dan dika pingsan dalam pelukan clara.
Clara pun terkejut dan clara langsung membawa dika kerumah sakit dan juga menghubungi orang tua dika.
Dokter keluar dari ruang UGD dan orang tua dika dan clara bertanya pada dokter “bagaimana keadaan dika?” dan dokter menjawab “maaf kami dari tim dokter sudah barusaha tapi nyawa dika tidak bisa tertolong lagi.” Orang tua dika dan clara pun menangis dan clara bertanya pada orang tua dika “sebenarnya apa yang terjadi sama dika om, tante?” “mungkin ini akan menjawab semua pertanyaanmu” orang tua dika memberi surat yang dika tinggalkan untuk clara.

……..……………………………..…THE END…………………………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar